Rabu, 16 April 2008

EDISI 5 - MARET 2008

NABI MUHAMMAD TELADAN SEJATI

NABI Muhammad adalah uswatun hasanah (teladan yang baik) bagi umat manusia, sebagaimana firman Allah:
"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, [yaitu] bagi orang yang mengharap [rahmat] Allah dan [kedatangan] hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. Al-Ahzab [33]: 21)
Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy, dalam bukunya Tafsir An-Nuur, firman Allah ini menegaskan kepada kita tentang keharusan meneladani Rasulullah dalam segala gerak-geriknya. Beliau adalah contoh yang baik dalam segi keberanian, kesabaran dan tabah menghadapi bencana. Karena itu, mereka yang mengharap pahala Allah dan takut akan siksa-Nya serta banyak mengingat Allah, maka mereka dapat meneladani Rasulullah SAW. ini.
Para sahabat Nabi SAW. adalah orang-orang yang benar-benar menjadikan beliau sebagai uswatun hasanah (teladan yang baik). Mereka belajar tentang kesabaran dari Rasulullah dalam menghadapi kesukaran khususnya dalam menghadapi musuh dan dalam kehidupan sehari-hari. Karenanya, ada di antara sahabat Nabi itu yang mendambakan ikut berperang bersama beliau dan rela mati demi menegakkan agama Allah yang dibawa beliau.
Ini dapat kita baca dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, at-Tirmidzi dan an-Nasa’i dari Anas:
“Dalam peperangan Badar, pamanku tak dapat ikut serta. Ia merasa sangat kecewa. Dia berkata, ‘Aku tidak dapat ikut pertempuran yang dihadiri oleh Rasulullah. Sungguh, jika Allah memberiku kesempatan untuk ikut satu pertempuran sesudah ini, tentulah Allah akan melihat apa yang aku kerjakan.’ Pamanku dapat ikut persiapan perang Uhud. Di waktu ditanya, ‘Ke manakah tuan hendak pergi?’ Pamanku menjawab, ‘Saya mau ke surga, aku mencium baunya di gunung Uhud.’ Maka pamanku pun terus ke perang dan gugur. Pada tubuhnya terdapat 80 buah lubang tikaman.”
Masih banyak lagi teladan-teladan yang dapat kita contoh dari Rasulullah, seperti kasih sayang beliau kepada anak-anak yatim dan orang-orang miskin. Terhadap dua kelompok ini, beliau sangat menekankan sekali kepada umatnya untuk memperlakukan mereka dengan baik. Bagi mereka yang memelihara anak yatim, Rasulullah menjanjikan kepada mereka akan duduk berdampingan dengan beliau di dalam surga. Jaraknya sangat dekat, antara jari tengah dan telunjuk.
Di samping itu, menurut Hasbi Ash-Shiddieqy, Nabi Muhammad adalah sosok pemimpin yang sangat mengutamakan kepentingan agama, negara dan umat, Dalam naskahnya Mutiara Ilmu, Hasbi menuliskan:
“Hampir tidak ada waktu yang beliau gunakan untuk kepentingan diri dan keluarga. Seluruh hidupnya diberikan untuk kemaslahatan agama, negara dan umat,di samping ibadat pribadi kepada Allah SWT.
Apabila kita perhatikan dengan seksama dalam sejarah Rasul dari 9 tahun terakhir dari akhir hayatnya yang penuh dengan perjuangan....”
Karena begitu agungnya keteladanan Nabi Muhammad, hal ini sangat diakui tidak saja oleh umat Islam, juga oleh sebagian umat non-Muslim. Nabi Muhammad menempati tempat khusus di mata sejarawan dan ilmuwan terkemuka Barat. Sekedar menyebut contoh saja, Will Durant memberi gambaran tentang Nabi Muhammad dengan penghormatan sebagai berikut:
“Jika kita menilai keagungan lewat pengaruh, maka dia adalah salah seorang tokoh terbesar sejarah. Dia mengangkat tataran spiritual dan moral suatu kaum yang terdorong berbuat barbarisme karena kondisi gurun pasir panas yang tidak menyediakan makanan. Dan dia telah berhasil lebih sempurna daripada pembaru lain mana pun. Jarang ada orang yang dapat mewujudkan impiannya secara penuh… Ketika dia memulai, daerah Arab merupakan padang pasir yang di sana-sini berserakan suku-suku penyembah berhala. Ketika dia meninggal, Arab merupakan sebuah bangsa--beragama--.”
Michael H. Hart, menempatkan Nabi Muhammad pada urutan pertama dari seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah. Pilihan ini memang mengejutkan terutama bagi masyarakat Barat sendiri. Namun, dengan sangat tegas Hart memberikan alasannya:
“Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.”
Nabi Muhammad memang layak menjadi teladan bagi kita dalam multidimensi. Dalam buku-buku Sirah (sejarah) Muhammad, kita dapat melihat keagungan pribadi beliau. Dalam bidang politik, beliau adalah seorang kepala negara dan pemimpin angkatan perang yang terbaik. Dalam dunia bisnis, beliau juga seorang pengusaha/pedagang terbaik yang akhirnya diserahi untuk mengelola bisnis milik Khadijah. Beliau juga seorang suami dan bapak terbaik, pendidik terbaik, serta banyak lagi penggambaran positif lainnya.
Semoga ketika dapat meneladani uswah Nabi Muhammad SAW. dengan meneladani perilakunya, menjalankan segala Sunnahnya dalam segala aspek kehidupan kita.
Sebagai penutup, saya kutipkan sebuah syair yang menggambarkan keagungan sosok Muhammad sebagai “mentari kebenaran” sebagaimana dikatakan penyair Turki, Sayazi, :
Dikau mentari kebenaran, di hadapannya seluruh dunia hanyalah setitik debu,
Keberadaanmu motif bagi ruang dan waktu, Duhai utusan Allah!
Mereka yang mereguk piala cintamu, tak peduli dengan air kehidupan Khidhr—
Karena cintamu adalah kehidupan abadi, Duhai utusan Allah!
[diedit oleh: hilya_ar]

DIALOG
Bagaimanakah hukum transfusi darah?

Tanya:
“Dalam tayangan media beberapa waktu lalu diangkat tema apakah transfusi darah diperbolehkan apa tidak. Bagaimana pandangan Hasbi tentang hal ini?” (Abdullah, Lhokseumawe)
Jawab:
Berkaitan dengan trasfusi darah, Hasbi menemukan tiga kelompok: [1] tidak membenarkan dan tidak membolehkan transfusi darah secara mutlak, [2] membenarkan dan membolehkan karena darurat, [3] membolehkan, meskipun ada—faktor—yang mengimbanginya.
Dalam menghadapi persoalan ini, Hasbi meninjaunya dari sisi syariat dan kedokteran. Berdasarkan pengkajian yang mendalam berdasar Al-Qur’an dan Hadits, serta pendapat dari berbagai pendapat Imam Mazhab, Hasbi sampai pada kesimpulan:
“Blood tranfusion (transfusi darah) itu yang dilakukan oleh para dokter yang asli (ahli), sesuai dengan aturan-aturan dan syarat-syarat ilmu kedokteran modern, boleh atau halal, tidak haram.” (Hasbi Ash-Shiddieqy, Mutiara Ilmu, “Pemindahan Darah Dipandang dari Sudut Agama Islam,” dalam Inilah Islam, Telaah terhadap Pemikiran Hasbi..., Sulaiman al-Kumayi)
Jadi menurut kami, transfusi darah hukumnya boleh apabila telah memenuhi syarat-syarat kesehatan. Misal, darah harus benar-benar streril dari berbagai virus atau bibit penyakit. Jangan sampai transfusi darah—yang bertujuan untuk tujuan kesehatan bagi orang yang membutuhkan atau bagi si pendonor—justru menjadi media penyebaran penyakit seperti Hepatitis atau bahkan HIV/AIDS.
Begitu pula donor (transfusi) darah yang seharusnya untuk tujuan kemanusiaan jangan sampai disalahgunakan oleh oknum tertentu untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya, sehingga ada anggota keluarga orang yang tertimpa kecelakaan atau sakit berat terpaksa harus mengeluarkan uang yang cukup besar kepada para “calo darah” untuk sekantong darah demi menyelamatkan jiwa saudaranya. Seharusnya hal ini tidak terjadi. (hilya_ar)

HIKMAH

“Katakan: ‘jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran [3]: 31)
“Barangsiapa membenci Sunnah-ku, maka ia bukan termasuk golongan (umat)-ku.” (Al-Hadits)

Tidak ada komentar: